Gregorius Ronald Tannur, terdakwa kasus pembunuhan pacarnya, Dini Sera Afriyanti, mendapatkan vonis bebas dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat kasus ini telah menyita perhatian publik.
Dini Sera Afriyanti, pacar dari Gregorius Ronald Tannur, ditemukan tewas setelah mengalami kekerasan yang diduga dilakukan oleh Ronald. Menurut dakwaan, insiden tragis ini bermula dari cekcok antara keduanya di tempat karaoke Black Hole, Surabaya. Perselisihan ini berujung pada tindakan kekerasan di mana Ronald diduga memukul Dini dengan botol minuman keras.
Setelah pertengkaran di dalam lift, Ronald dan Dini melanjutkan perselisihan di area parkir basement. Di sana, Dini yang duduk di pinggir mobil Ronald, terlindas oleh kendaraan tersebut ketika Ronald memacu mobilnya secara tiba-tiba. Menyadari adanya yang tidak beres, Ronald kemudian berhenti namun segera melanjutkan perjalanan karena ada mobil lain yang hendak lewat. Korban yang tidak berdaya kemudian dibawa ke apartemen Ronald, di mana ia akhirnya meninggal dunia.
Dalam persidangan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut hukuman penjara 12 tahun untuk Ronald dengan tuduhan pembunuhan sesuai Pasal 338 KUHP. Namun, Majelis Hakim yang dipimpin oleh Erintuah Damanik memutuskan bahwa terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dakwaan JPU. Akibatnya, Ronald dibebaskan dari segala dakwaan.
Dalam putusannya, hakim menyatakan bahwa bukti yang diajukan oleh JPU tidak cukup kuat untuk membuktikan bahwa Ronald bersalah. Terdapat keraguan yang signifikan terkait urutan peristiwa dan tindakan yang dilakukan oleh Ronald pada malam kejadian. Dengan demikian, sesuai prinsip hukum pidana, keraguan ini harus berpihak kepada terdakwa.
Keputusan ini mendapatkan berbagai reaksi dari publik dan pihak-pihak terkait. Kuasa hukum Ronald, Lisa Rahmat, menyatakan rasa syukurnya atas putusan bebas ini. Sementara itu, JPU Ahmad Muzakki menyatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan untuk mengajukan banding terhadap putusan tersebut.
Keluarga Dini Sera Afriyanti menyatakan kekecewaannya terhadap putusan pengadilan. Mereka merasa bahwa keadilan belum sepenuhnya ditegakkan dan berharap ada langkah hukum lebih lanjut yang dapat memberikan keadilan bagi almarhumah Dini.
Kasus ini mencerminkan kompleksitas dalam sistem peradilan pidana di Indonesia. Meskipun Ronald telah dibebaskan, perdebatan mengenai keadilan dan kebenaran dalam kasus ini masih akan terus berlanjut. Publik berharap bahwa keadilan yang sejati dapat terwujud, baik melalui banding atau proses hukum lainnya.
Baca Juga: Kendaraan Wajib Asuransi 2025: Semua yang Perlu Anda Ketahui
Baca Juga: Gerebek Sabung Ayam Bekasi: Kronologi dan Fakta Terbaru